Resensi: Percy Jackson #5 The Last Olympian
10.18
Pengarang :
Rick Riordan
Genre
: Novel, Fantasy
Tebal :
466
Ukuran :
13 x 20
Penerbit :
Mizan Fantasy
Cetakan :
IV. Oktober 2010
ISBN :
978-979-433-590-1
Tanggal Beli :
14 Februari 2013
Pendapat ku =>
Perang Titan II udah dimulai, dan
akhirnya Percy tau apa isi ramalan besar itu.
Kisah ini dimulai dengan ide
nekat perkemahan blasteran untuk menghancurkan Putri Andromeda. Maka Percy dan
Beckbendrof dipilih untuk melaksanakan misi ini. Semuanya ga berjalan lancar,
pada akhirnya, Beckbendrof lah yang menjadi korban pertama dalam invasi Kronos
ini.
Setelah berhasil kembali ke
perkemahan blasteran, akhirnya Percy diberi tahu tentang ramalan besar yang
selama ini dirahasiakan oleh Chiron. Bunyi ramalan tersebut bener-bener bikin
Percy keki. Gimana gak keki, dia nya mungkin bakalan mati-_-
Karena hal itu, akhirnya Percy
menyetujui rencana gila Nico. Yaitu “mandi di sungai Stix!” yah untuk membuat
Percy kebal terhadap segala macam senjata, seperti Achilles salah satu pahlawan
terbesar Yunani yang mati Cuma karena anak panah nancep di tumitnya. Sedih
banget emang. Ga semudah itu buat madi disungai Stix, Percy bahkan sempat
ditawan oleh Hades agar ramalan besar jatuh ketangan anaknya Nico. Tapi yah,
pada akhirnya Percy berhasil juga..
Setelah itu, Percy dan segala isi
perkemahan blasteran akhirnya pergi ke Manhattan untuk melindungi Gunung
Olympus baru, yaitu Empire State Building. nah, aku suka banget style master
Rick di cerita ini, yaitu menidurkan manusia dengan kekuatan dewa Hypno.
Jadikan manusia gak tau apa yang terjadi. Menurut aku itu bener-bener great,
jadi Master Rick ga perlu ngejelasin hal lain yang lebih ribet.
Buat aku setiap adegan
perkelahian begitu memukau, begitu nyata. Aku benar-benar kaya lagi nonton TV.
Setiap adegan yang aku baca, aku imajinasiin bahkan kadang ada yang sampe aku lakuin
buat ngebuktiin kalau hal seperti itu emang real.
Aku nangis ketika adegan
Silena pura-pura jadi Clarisse cuma untuk memancing anak Ares agar mau ikut
bertarung dengan mereka. Khusus untuk mengalahkan Drakon yang hanya bisa
dikalahkan oleh keturunan Ares. Ketika Clarisse marah-marah sama “Clarisse
palsu” bisa-bisanya Silena ngelakuin hal kayak begitu. Dan ketika Silena
menjelaskan semuanya, aku bahkan sampe tergugu bacanya. Buat aku semua
pengorbanan itu indah :’)
Ketika invasi Kronos bener-bener
udah susah banget buat dicegah, maka datanglah Prometheus sebagai utusan dari
Kronos buat nego damai dengan Percy. Prometheus memberikan Percy benjana
Pandora yang isinya hanya tinggal “Hope” –harapan– .
prometheus dengan segala kemampuan persuasi nya berusaha meyakinkan Percy kalau
bergabung dengan Kronos adalah jalan terbaik yang ada. Prometheus membiarkan
Percy berfikir dan mengatakan apabila Percy setuju untuk menyerah, maka
biarkanlah “Hope” pergi, bukalah benjana Pandora, dan lepaskanlah “hope” –coba baca
cerita tentang benjana Pandora. Itu bakalan lebih mudahin kamu buat ngerti
jalannya–
yang selama ini membuat manusia masih
bisa bertahan. aku agak ragu juga nih pas bagian ini, bisa-bisa nya aku kepikat
kemampuan persuasif Prometheus-___- bisa-bisanya! Tapi, akhirnya Percy gak
mengambil keputusan untuk membuka benjana Pandora, dan dia mengambil keputusan
hebat dengan menitipkan benjana itu ke Hestia, dewi terakhir olympia. Dewi
kehangatan dan dewi rumah. Dewi yang merupakan sumber kesenangan, karena no
place like home :’)
Disisi lain, Rachel semakin gelisah. Semakin
gak tau harus berbuat apa. Banyak visi aneh yanh didapatkannya, tapi dia gak
bisa mengartikan semuanya. Setelah berpikir panjang, akhirnya Rachel meminta
ayahnya untuk mengantarkannya ke Manhatta. Dia butuh berbicara dengan Percy.
Ketika keadaan udah semakin
genting, Percy sadar apa yang menyebabkan Typhon begitu susah dilawan. Hal itu
karena Dewa dan Dewi tidak menyatukan kekuatan mereka. Akhirnya bersama Grover
dan annabeth, Percy pergi ke lantai 600 Empire State Building untuk duduk di
singgasana ayahnya agar mendapat perhatian ayahnya. Percy got it. Setelah
menjelaskan semua pemikirannya dengan ayahnya Percy akhirnya berhasil
meyakinkan ayahnya untuk membantu saudaranya dalam mengalahkan Typhon.
Hari terakhir penginvasian
Kronos. Kronos yang berupa Luke, akhirnya datang membawa segala bala tentaranya
untuk menyerang empire state building. Bomb. Segala kekuatan yang dikerahkan
Perkemahan blasteran, satir dan para pemburu Artemis luluh lantak sampai
akhirnya Hades muncul. Hades muncul bersama helm of terror nya dan juga membawa Persephone dan Demeter.
Pertarungan berlangsung sengit
bahkan tanpa sadar aku jadi nahan nafas sendiri it was great, aku ga tau gimana
caranya master Rick menggambarkan suasana Perang yang begitu kompleks dengan
kata-kata. Bener-bener great!
Pas bagian pertarungan terakhir.
Aku gak tau harus gimana, aku
nangis. Aku sedih entah kenapa aku ngerasa sakit. Bagian pertempuran terakhir.
Ketika Percy, Gorver dan annabeth melawan Kronos di ruang singgasana Olimpus,
ketika Annabeth menjelaskan kepada Luke tentang ibunya, tentang kenapa ayahnya
bersikap seperti itu. Luke sadar, dia bisa mengambil alih tubuhnya dari Kronos,
Luke bahakan menunjukkan pengorban terakhirnya sebagai pahlawan dengan cara
menusuk tepat di “titik Achilles” nya, tempat segala kehidupan fananya
tertambatkan agar Kronos bisa ikut terbuyarkan bersamanya. Pertanyaan Luke
tentang perasaan Annabeth kepada dia. Dan pujian untuk Grover dari Luke serta
pesan terakhir Luke untuk Percy. It was really fuckin’ situation. I can’t hold
my tears anymore. Aku sedih. Aku terpukul. Aku bener-bener ga tau kenapa bisa
jadi gini. Untung aku ga depresi-_-
“Jiwa sang pahlawan, bilah terkutuk yang kan menghabisi.Satu pilihan akan akhiri usianya.”
Apakah berakhir dengan bahagia?
Entahlah biarlah kalian sendiri yang memutuskan.
Karena buat aku There’s no happy
ending. Ending is the bad part ever.
Rating : 9,3
0 komentar